Kupang-PrakarsaNews.com Meritokrasi adalah obat mujarab bagi birokrasi yang sakit. Birokrasi sebagai ujung tombak pelaksana teknis dari kebijakan pimpinan tentang pemerintahan , pembangungan dan pelayanan masyarakat hanya dapat mengemban tugas mulianya dengan baik bila birokrasi itu sehat
“Ini krusial karena menurut saya birokrasi kita hari hari ini sedang sakit . Meritokrasi adalah obat mujarab bagi birokrasi yang sakit ini. Meritokrasi tidak jalan sama artinya birokrasi kita sedang sakit, Birokrasi yang sakit tidak akan bisa berbuat yang terbaik bagimanapun kita mendongkraknya.”
Hal tersebut disampaikan Edjebens Doeka, S.Sos M.Si, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Kupang kepada PrakarsaNews.com Senin, 20 Januari di Ruang kerjanya, Edjebens dimintai tanggapan berkenaan dengan rencana Walikota – Wakil Walikota Terpilih menerapkan secara penuh dan konsisten system merit/Meritokrasi dalam rangka menata birokrasi Kota Kupang.
Indikasi birokrasi kota kupang sakit disebutnya berkenaan dengan rekrutmen pengisian jabatan sangat politis, tidak trasparan dan sebagai dampak lanjutan terjadi bias dalam pelaksanaan pemerintahan, Pembangunan dan pelayanan masyarakat/public yang cenderung lamban dan tidak adil
“ Saya menganggap gagasan merit sistim kelihatan di awal kepemimpinan pak Dan Adoe. Minimal dimulai dari Perusahaan Daerah Air Minum , kemudian PT Sasando, Badan Layanan Perijinan dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil . Saat itu Tim Independen menyeleksi kandidat, kemudian tiga nama didorong ke Walikota untuk diputuskan pada setiap jabatan dan beliau ambil yang nomor 1. Dan ternyata 4 opd itu kinerja mereka Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). ” kenang Edjebens
Tetapi siring waktu, lanjut Edjebens, birokrasi mulai terpolitisasi dan makin parah Ketika terjadi pergantian kepemimpinan, pertimbngan politis sangat dominan di situ (penataan Birokrasi) . Pernyataan penataan birokrasinya objektif , faktanya sangat politis. Pernyataanya sangat menjunjung kemampuan tetapi faktanya diskleimer. Ukurannya mana? Disclaimer…. Menunjukan bahwa mana yang lebih layak dan lebih bagus antara beberapa kepemimpinan yang pernah ada. Jadi kita ngomong tidak pada orang tetapi tentang system. Kota lain sudah maju, bangsa bangsa sekitar sudah maju, kita ? Ini bukan hanya kebutuhan Kota tapi juga global. Jadi kita harus laksanakan meritokrasi. Tupoksi Pemerintah adalah Pemerintahan, Pembangunan dan melaksanakan pelayanan publik, Birokrasi butuh birokrat / pemimpin yang berkualitas di semua level. masak orang pintar dipimin oleh orang “bodoh” Akhirnya orientasi pelayanan public kita bias… Banyak kali orang datang , pelayanan kita lamban bahkan cenderung tidak adil dalam pelayanan” urai Edjebends
Waspadai Politisasi
Berkenaan dengan Tantangan implementasi meritokrasi, menurut Ejbends adalah godaan politisasi.
” Persoalannya adalah, Ketika satu sudah mulai menggagas,banyak mulai menggoyang… Godaan poliitisasi birokrasi dari internal maupun eksternal, Kuncinya political will pemimpin harus kokoh. Jadi kita ngomong tidak pada orang tetapi tentang system. Kota sekitar sudah maju, bangsa bangsa sekitar sudah maju, kita ? Ini bukan hanya kebutuhan Kota tapi juga global. Jadi kita harus laksanakan itu (meritokrasi). Waspadai godaan politisasi. ” kata Ejbends mengingatkan
Berkenaan dengan pertanyaan Mulai dari mana? Menurut ejbends Mulai dari pemimpin. Bukan karena kita mau membenarkan adagium ikan busuk dari kepala, tetapi semua perubahan harus dimulai dari pemimpin di setiap level. “Kalo di level bawah menerapakan meritokrasi tetapi di atas kita tidak merit… percuma, hancur kita… Politik yang dikelola oleh politisi yang tidak dewasa merusak birokrasi “ kata Edjebens mengingatkan
6 Bulan yang menentukan
Salah satu bentuk nyata penataan birokrasi adalah pelaksanaan Mutasi dan Promosi Jabatan. Aturan menggariskan bahwa 6 (enam) bulan setelah pelantikan, Pimpinan terlantik baru bisa melakukan mutasi dan Promosi. Atau Batu uji konsistensi implementasi Meritokrasi Chris – Serena adalah Agustus 2025. “Waktu enam bulan harus dikelola dengan efektif. Harus ada tim think tank yang kuat. Orang orangnya bisa dari luar/profesional dan dari dalam (birokrat), Kuat dalam arti Kualitas Akademik, kognitif dan moral serta penglaman berkait birokrasi… Tim ini harus bekerja jauh hari enam bulan sebelum pelaksanaan. Jangan terbutu buru. 6 Bulan waktu yang pas. Karena ini kerja merekrut orang orang yang benar benar siap dan mampu melaksanakan , merealisir mimpi mimpi pimpinan.”
Kedua Meritokrasi itu butuh keterbukaan. Para calon Pemimpin harus melewati serangkaian test. Saat test selesai harus segera diumumkan nilai tests para kandidat. Mereka harus mengetahui hasil dan kemampuan mereka. Bahwa nanti Keputusan pempinan itu lain, tetapi peserta harus tahu hasil test mereka. Meritokrasi menjunjung kemampuan, kualitas. Kemampuan terukur juga dari hasil test itu. “Pengalaman saya test calon Sekda, hasil test kita tahu dari kusu kusu / Bisik Bisik. Tidak ada pengumuman resmi” tawa edjebens(Jo)
Posted in Kota Kupang